Pengikut

Total Tayangan Halaman

Rabu, 24 Juli 2013

Pengertian dan Tekstur Batuan Sedimen Klastik

Salam teman-teman apa kabar semuanya?, semoga semangat belajarnya tidak menurun ya, pada artikel sebelumnya saya membahas mengenai pengertian dan klasifikasi batuan sedimen,  bagi yang belum membacanya silahkan baca disini.

Pengertian Batuan Sedimen Klastik

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa batuan sedimen klastik merupakan golongan batuan sedimen detritus kasar dan detritus halus (menurut master mister pak Koesoemadinata), dimana yang membedakan dari keduanya adalah ukuran butirnya. 

Batuan sedimen klastik terbentuk melalui proses sedimentasi mekanis, dikatakan proses mekanis karena dalam proses pembentukannya menggunakan media tranportasi seperti air dan angin. 


Adapun komponen pembentuk batuan sedimen klastik :
1. Butiran (grain) : butiran klastik yang mengalami transportasi yang berupa mineral, fosil atau fragmen batuan (litik).
2. Masa dasar (matrix) : berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm) dan diendapkan bersama-sama dengan butiran.
3. Semen (cement) : material berukuran halus yang mengikat butiran dan matrik, diendapkan setelah fragmen dan matrik, contoh : semen karbonat, silika, oksida besi, lempung, dll.

Komponen pembentuk batuan sedimen klastik : butiran (clasts),
masa dasar (matrix), dan semen (semen oksida besi berwarna coklat kemerahan).

Tekstur Batuan Sedimen Klastik

Yang dimaksud dengan tekstur batuan sedimen ialah segala kenampakan/ciri fisik yang menyangkut butir sedimen seperti besar butir, kebundaran, pemilahan dan kemas. Pertanyaannya apa kegunaan mengetahui tekstur batuan beku?, Tekstur batuan sedimen mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut (terutama proses transportasi dan pengendapanannya) dan juga dapat digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batuan sedimen. Hal tersebut membuktikan bahwa seorang geologist harus melihat langsung batunya di lapangan.  

1. Besar Butir (Grain Size) 

Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang merupakan unsur utama dari batuan sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Klasifikasi besar butir menggunakan skala Wentworth (Tabel dibawah ini) Diktat Praktikum Petrologi – Arif Susanto. Besar butir ditentukan oleh :
· Jenis pelapukan : - pelapukan kimiawi (butiran halus)
. Pelapukan mekanis (butiran kasar)
· Jenis transportasi
· Waktu/jarak transportasi
· Resistensi

Klasifikasi besar butir (Skala Wentworth)

2. Pemilihan (Sorting)

Yang dimaksud dengan pemilahan (sorting) ialah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang dipakai dalam pemilahan adalah terpilah sangat baik (very well sorted) , terpilah baik (well sorted), terpilah sedang (moderately sorted), terpilah buruk (poorly sorted) dan terpilah sangat buruk (very poorly sorted) (Gambar di bawah ini).

Pemilahan dan tingkat penamaan keseragaman butir

2. Kebundaran (Roundness)

Kebundaran (roundness) adalah tingkat kebundaran atau ketajaman sudut butir, dimana tingkat kebundaran tersebut mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi dan dapat juga menceritakan laju tranportasi butiran tersebut. Kebundaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya komposisi butir, besar butir, jenis transportasi, jarak transportasi dan resistensi butir. Istilah-istilah  yang dipakai dalam kebundaran adalah sebagai berikut:  very angular (sangat menyudut), angular (menyudut), sub angular (menyudut tanggung), sub rounded (membundar tanggung), rounded (membundar) dan well rounded (sangat membundar). Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini. 

Tingkat kebundaran butir

Tingkat ketajaman (very angular - sub angular)

Tingkat kebundaran (well rounded - sub rounded)

3. Kemas (fabric)

Pengertian kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau diantara semennya, dimana  berfungsi sebagai orientasi butir dan packing. Istilah yang dipakai ialah kemas terbuka (bila butiran tidak saling bersentuhan) dan kemas tertutup (bila butiran saling bersentuhan). Kemas secara umum dapat menceritakan tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan. Berikut ini adalah gambar jenis-jenis kontak antar butir.

Jenis-jenis kontak antar butir

4. Porositas

Definisi porositas sendiri  adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan yang dinyatakan dalam persen. Porositas dapat diketahui dengan meneteskan air ke permukaan batuan. Istilah - istilah yang dipakai ialah porositas baik (batuan menyerap air), porositas sedang (di antara baik-buruk), dan porositas buruk (batuan tidak menyerap air). adapunjJenis-jenis porositas adalah sebagai intergranular, microporosity, dissolution dan fracture (Gambar 18).

Jenis-jenis porositas : itergranular, microporosity, dissolution dan fracture (rekahan)

5. Warna

Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena mencerminkan komposisi butiran penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan. Warna batuan merah menunjukan lingkungan oksidasi,sedangkan warna batuan hitam atau gelap menunjukan lingkungan reduksi. Secara umum warna pada batuan sedimen dipengaruhi oleh : 
  • Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral pembentuk batuan sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan berwarna putih (misal batupasir quartz arenite).
  • Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung oksida besi, maka batuan akan berwarna coklat kemerahan.
  • Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir kuarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau
  • Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan komposisi sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan cenderung lebih gelap.

6. Kekompakan

Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai dalam
kekompakan batuan adalah :
  • Dense : sangat padat
  • Hard : keras dan padat
  • Medium hard : agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja
  • Soft : lunak, mudah tergores dan dipecahkan
  • Friable : keras tetapi dapat diremas dengan tangan
  • Spongy : berongga
Continue Reading »

Selasa, 16 Juli 2013

Pengertian dan Klasifikasi Batuan Sedimen

Pengertian Batuan Sedimen

Telah kita ketahui bahwa di bumi ini terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen. untuk kesempatan kali ini saya memposting mengenai pengertian dan klasifikasi batuan sedimen. mohon kritikannya ya jika ada yang salah atas postingan saya kali ini. kritikan teman-teman sekalian akan sangat berguna bagi saya. 

Batuan sedimen merupakan batuan yang dihasilkan dari pengendapan yang berasal dari hasil sedimentasi mekanis (berasal dari hasil rombakan batuan asal), sedimentasi kimiawi (hasil dari penguapan larutan) dan sedimentasi organik (hasil dari akumulasi organik). 

Batuan sedimen hasil sedimentasi mekanis terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi (media transportasi berupa air, angin atau es), sedimentasi dan diagenesa. Proses pelapukan merupakan pelapukan fisik maupun kimia yang terjadi pada batuan asal (batuan beku, batuan metamorf maupun batuan sedimen yang terbentuk terlbih dahulu. 

Klasifikasi Bauan Sedimen

Persentase penyebaran batuan sedimen di bumi ini hanya 5% dari penyebaran batuan yang ada di bumi. Namun untuk keberadaannya di permukaan bumi, batuan sedimen tersebar sangat luas hingga menutupi ± 75% dari luas permukaan bumi dengan ketebalan beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. 

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dapat digolongkan menjadi  enam golongan yaitu : Golongan detritus kasar, golongan detritus halus, golongan karbonat, golongan silika, golongan evaporit,  dan golongan batubara.

Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses pembentukannya
(Koesoemadinata, 1985)

Berikut penjelasan dari masing-masing golongan tersebut. 

1. Golongan Detritus Kasar

adalah bataun sedimen yang diendapkan dengan proses mekanis. yang termasuk kedalam golongan ini diantaranya: breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan pengendapannya pada umumnya di sungai (fluvial), kipas aluvial (aluvial van) dan sub marine van.

2. Golongan Detritus Halus

Golongan ini pada umumnya diendapkan dilingkungan laut, dari laut dangkal sampai laut dalam. yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain batuserpih (shale), batulanu (siltstone), batulempung (claystone) dan napal.

3. Golongan Karbonat

Batuan golongan karbonat ini pada umumnya terbentuk dari sekumpulan cangkang moluska, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Jenis batuan ini banyak sekali, tergantung material penyusunnya.

4. Golongan Silika

Batu jenis ini tersebar hanya dalam junlah sedikit dan terbatas. Golongan batuan ini merupakan gabungan antara proses organik dan kimiawi. Contoh batuan golongan ini adalah rijang (chert), radiolaria dan diatom (diatomea).

5. Golongan Evaporit

Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup dan syarat terjadinya batuan sedimen ini harus berada pada air yang memiliki kandungan larutan kimia yang cukup pekat. yang termasuk ke dalam golongan evaporit ini adalah gipsum, batu garam, anhydrit dan lain-lain.

6. Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik, seperti tumbuhan yang telah mati dan kemudian terkubur di dalam tanah oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak terjadi pelapukan. Lingkungan pengendapan batubara biasanya di lingkungan rawa, delta dan danau. 
Continue Reading »

Jumat, 14 Juni 2013

Breksi (Breccia)

Sumber foto : kootation.com
Artikel kali ini berasal dari tulisan saudaraku Hikhmadhan Gultaf, Beliau membagikan artikel ini melalui sosial media what's up dan beliau mengizinkan artikel ini saya muat ke dalam blog saya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau. semoga artikel ini bermanfaat bagi saudar-saudara sekalian.Berikut artikel tersebut yang langsung saya copy....

" Sekedar berbagi saja. Waktu di Jakarta saya pernah diskusi dengan Sandy 'Sandoro' diantaranya mengenai breksi (breccia). Nah berikut 3 tipe breksi yg umum terjadi. Nama dan gambar saya foto dari kitab suci S3 Struktur Geologi (Disertasi Pak Benyamien Sapiie). semoga bermanfaat.

Tipe I. Intrusion-Related Breccia (breksi yg terbentuk oleh aktifitas intrusi magma)
Tipe II. Strike-Slip Fault-Related Breccia (Breksi yg terbentuk oleh sesar 'relatif' mendatar)
Tipe III. Dissolution-Collapse Breccia (Breksi yg terbentuk karena runtuhan didalam rongga-gua (cavern) dan ini umum terjadi pada batuan karbonat karna adanya proses pelarutan pada batuan karbonat. Disamping batuan karbonat batuan evaporasi juga bisa larut dan membentuk breksi (dalam skala besar).

                         
Gambar Tipe I. Intrusion-Related Breccia (breksi yg terbentuk oleh aktifitas intrusi magma). (Sumber : Desertasi Dr. Benyamien Sapiie).

                         
Gambar Tipe II. Strike-Slip Fault-Related Breccia (Breksi yg terbentuk oleh sesar 'relatif' mendatar). (Sumber : Desertasi Dr. Benyamien Sapiie).                   

                         
Gambar Tipe III. Dissolution-Collapse Breccia (Breksi yg terbentuk karena runtuhan didalam rongga-gua (cavern). (Sumber : Desertasi Dr. Benyamien Sapiie).

Implikasi terhadap fluida adalah void dan flowing pathway, maksudnya Breksi sifatnya sangat permeable (mengaliri) dengan kata lain porositasnya juga bagus. Breksi lebih baik daripada gouge (smear) dalam hal permaebilitas karena gouge bersifat menyekat 'sealing'.

Paradigma yg bersifat fragmatis selama ini umumnya adalah bahwa breksi berbutir kasar dan menyudut (runcing), agaknya ini keliru karena ada breksi yang juga mempunyai butir yg membundar tanggung bahkan 'bisa' membundar. Tipe breksi ini umunya adalah Breccia pipe (jenis dari Breksi Intrusi juga) dan jenis dissolution breccia (pelarutan pada batuan karbonat). Jika penjelasan keduanya lain kali aja, penjelasannya lumayan juga. anyway, disimpulkan setidaknya breksi bisa menjadi batuan reservoir bagi hidrokarbon. Jika ingin main dimineral,nahhh...breksi inilah 'induk semang' dari ore body bagi emas, tembaga dan biji lainnya (biji salak, durian, mata dsb,hehehe). 

Pengertian Breksi (Breccia) itu sebenanya batuan yg disusun oleh fragmen2 batuan atau mineral yg kumudian tersemenkan bersamaan dg matriks. Fragmennya bisa mono (disebut monomict breccia) dn bisa lebih dari satu macam (disebut Polimict breccia). Terus bagaimana dengan Conglomerate dan Fanglomerat, apa perbedaan yg mendasar diantara mereka?? itu nanti dijawab. satu satu dulu.

Pengertian diatas mengisyaratkan bahwa breksi adalah nama batuan. Menurutku 'tidak' juga salah, karena ketika diskusi dengan Pak Suyono (Projek Paleogen) Beliau menyatakan bahwa Breksi itu adalah 'tekstur' yg dicirikan oleh fragmen yg kasar-menyudut dan mengambang didalam matriks (baik berupa pasir atau lempung disela fragmen yg gede gede tadi). Jadi tidak salah juga jika breksi adalah nama batuan karena memang berangkat dari tekstur yg dimilikinya. Sama halnya tektur Phyllite (tekstur foliasi) yg menjadi salah satu nama batuan metamorf. Namun biasanya dan akan lebih baik jika disisipkan nama 'genetik' atau Kandungan 'fragment' jika berbiara breksi.

Secara umum breksi dibagi menjadi 5 tipe yang dibedakan berdasarkan genetiknya, diantaranya adalah:
(1). Sedimentary Breccia.
(2). Tectonic Breccia (fault).
(3). Volcanic Breccia.
(4). Impact Breccia.
(5). Hydrothermal Breccia.

Nah terkait dengan Bang Dragon dan Syawal (geologist) yang membicarakan 'breksi lahar'. Kita tau kalau by genetic dia adalah material erupsi vulkanik yang terkonsolidasi disuatu tempat, dipengaruhi oleh kimiringan lereng dn iklim (hujan). Lahar tersebut hanya 'berpindah' saja dari dinding atau kaki gunung api, namun tidak berada dibawah kolom air, pembatuan yg terjadi padanya adalah dominan oleh Temperatur sisa dari fragment 'muntahan', temperatur tsb cukup untuk mengikat setiap antar butir (fragmen matriks) oleh panas yg ada. Sama halnya batuan Piroklastik yg mana agennya adalah Grafitasi dan pengikaatnya adalah temperatur sisa. Pyroclastic surge (avalanches) saja mempunyai temperatur ~100-200' (seingat ku), dia akan membatu oleh temperatur tsb, prosesnya  memang cepat untuk golongan batuan vukanik, dan mempunyai struktur silang siur (cross-bedding).

Atas alasan tersebut aku mencoba menyimpulkan (tolong koreksi) bahwa breksi lahar tersebut adalah tipe Volcanic.
Breksi yang terkait magma oleh genetiknya dibagi dua yaitu Breccia intrusion (diatas tadi) dan Volcanic breccia. Perbedaanya apa? wah panjang lagi nanti ceritanya. Dan Breccia volcanik menurutku dibagi 2 by genetic dan distance,yaitu autobreccia dn allobreccia. Nah kalo autonreccia,itulah contohnya lava yg mengalir kemudian retak dibagian atasnya sementara bagian dalamnya masih cair dan mengalir preasure tersebut menyebabkan yg keras diatas tadi retak/pecah oleh pergerakan cair dibawahnya. Tidak sampai disitu sja, aliran berikutnya juga menutup retakan tadi dn pecah lagi pada kali ke dua. dn seterusnya. kumpulan lava yg pecah2 tsb disebut Autobrwccia. Kalau allobreccia 'mungkin' termasuk lahar tadi.

Kalo berbicara mengenai breccia sedimentary maka syaratnya ia harus berada dibawah kolom air, nah umumnya diendapkan di deep water (laut dalam), termasuk didalamnya submarine debries flow, avalanches, mud flow, Mass Transport Deposit (MTD), semua itu terkait genetic oleh gravity. Nah Breksi sedimen itu sendiri adalah material dengan fragmen yang besar dan menyudut (umum saja) yang jatuh dan terbawa ke bawah (deep marine) oleh debries flow kemudian terendapkan dan juga bercampur degan endapan sedimen laut dalam sebelumnya. Umumnya bercirikan, fragmen besar dan menyudut, fragmennya mengambang di matriks yang berbutir halus, nah produk berupa breccia oleh debri disebut juga sebagai 'debris flow sedimentary breccia'.

Ada juga jenis lain pada lingungan yang sama (laut dalam), namanya colluvial breccia. Dimana edapan ini umumnya berada? ia berada di sepanjang kelurusan dinding seser Fault Scrap (umumnya sesar normal) yang merupakan batas topografi bawah laut antara laut dangkal dn laut dalam. Nah material/fragmen yg pecah2 tsb diperoleh dr sana.

Kesimpulannya breccia bisa terbentuk oleh lebih dari 1x proses brecciation. Tak ayal kalau kita menjumpai breccia fragmen dalam breccia, secara genetic tidak bisa disamakan breccia oleh multiple brecciation tesebut. Perlu kehati-hatian didalam mengamati dan mendeskripsikan.

Sedikit tambahan, Breccia by mechanic adalah complex fractures (ada stress yg menyebabkannya). Jadi kesimpulannya ini adalah salah satu 'piring' structural geologist. wkwkwkwkwk..."

Sekian artikel dari beliau,semoga bermanfaat bagi saya dan saudara-saudara yang membacanya.
Continue Reading »

Minggu, 12 Mei 2013

Konversi data geometri struktur (planar/linear alias bidang/garis)

Tadi ada teman yang tanya bagaimana cara konversi data geometri struktur (planar/linear alias bidang/garis), baik dari bentuk Strike dan Dip menjadi Trend dan Plunge, atau menjadi Dip dan Direction, dan sebaliknya. Sebernarnya data trend dan plune iitu sudah valid untuk struktur garis dan gak bisa diubah - ubah kebentuk manapun, kecuali Dip direction dikonversi ke data strike (Dipdirection - 90' = strike). Tapi karena konversi data trend dan plunge dan lainnya tersebut dibutuhkan "untuk memudahkan dalam perhitungan geometri struktur dengan menggunakan software (DIPS 5.0)" maka konversinya seperti ini :

Konversi Trend dan plunge menjadi strike dip :
Trend + 90' = strike
90' - plunge = dip

Konversi strike dan dip menjadi trend dan plunge :
Strike - 90' = trend
90' - dip = plunge

Konversi Strike dan Dip menjadi Dip dan Direction :
Strike + 90' = Direction
Dip = Dip (sama/tidak berubah)

Konversi Dip dan Direction menjadi Strike dan Dip :
Strike - 90' = Direction
Dip = Dip (sama/tidak berubah)

Konversi Trend dan Plunge menjadi Dip dan Direction :
Trend + 180' = Direction
90' - Plunge = Dip

Konversi Dip dan Direction menjadi Trend dan Plunge :
Direction - 180 = Trend
90' - Dip = plunge

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh,
Hikhmadhan. G

Continue Reading »

Sabtu, 11 Mei 2013

Hubungan antara Tektonik Lempeng dan Penyebaran Batuan Beku


Kerak bumi atau lithospher sebagian besar disusun oleh batuan beku dan selebihnya disusun oleh  batuan sedimen dan metamorf (untuk mengetahui pengertian batuan beku lihat disini). Walaupun batuan beku dominan sebagai penyusun kerak bumi, namun  pembentukan batuan beku tidak terjadi disemua tempat dibumi ini karena batuan tersebut hanya terbentuk pada kondisi tektonik lempeng tertentu. Fraksinasi batuan beku (fractionation) umunya terjadi di dua tempat utama, yaitu: di batas lempeng divergen dan di batas lempeng konvergen.
Batas-batas antara lempeng

Batas lempeng devergen umumnya berada pada bawah permukaan air laut dan kita tidak dapat melihat proses tersebut. Magma yang berasal dari dalam bumi dan keluar ke lantai samudera pada akhirnya akan membentuk kerak samudera baru. Dalam proses pembentukan batuan di interior bumi  akan menghasilkan fraksi batuan beku mafik, seperti basalt dan di tempat lebih dalam akan membentuk sataun batuan gabro. Silahkan lihat gambar dibawah ini.


  Distribusi batuan beku di kerak bumi.                      
Bagian batas lempeng konvergen pada kerak samudera (dihasilkan oleh pergerakan lempeng devergen) masuk kedalam bumi kembali, memanas dan meleleh kembali. Pada generasi pertama ini yang terbentuk adalah batuan beku intermedier, seperti doirit, dan mungkin terbentuk batuan felsik seperti granit.  silahkan lihat kembali gambar diatas. 

Dalam skala waktu geologi, fraksi batuan beku menjadi penyebab terbentuknya formasi busur volkanik dan tepi benua  didunia dan implikasinya hingga sekarang. Bumi pada awalnya tanpa benua dan pada akhirnya daratan benua terbentuk dalam skala waktu geologi. maka akan sangat penting untuk mengerti fraksi batuan beku agar dapat mengetahui hal apapun tentang bumi. 

Kesimpulan dari semua ini adalah bahwa batuan beku yang berbeda-beda ditemukan pula di tempat yang berbeda di bumi. Dan semua perbedaan penyebaran ini berhubungan dengan proses tektonik lempeng dan juga sejarah pembentukan bumi. Kesimpulan paling sederhana adalah kerak benua dibentuk oleh batuan beku felsik (seperti granit), sedangkan kerak samudera disusun oleh satuan batubeku mafik (seperti basalt dan gabro), dan busur vulkanik disusun oleh satuan batubeku intermedier (seperti diorit dan andesit). Untuk lebih jalasnya silahkan lihat gambar dibawah ini. 
Distribusi batuan pada busur vulkanik.

Baca artikel terkait lainnya:
1. Definisi Batuan Beku
2. Pengenalan Batuan Beku.

3. Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series)

Referensi :
Continue Reading »

Pengenalan Batuan Beku


Seorang geologist adalah hal yang dasar dan wajib untuk dapat mengenali atau mendeskripsi batuan, seperti yang dikatakan oleh seoarang guru (dosen) bahwa batuan dibumi ini tidak pernah menyebutkan jenis dan namanya, sebab itulah diperlukan seorang detektif batuan yang tidak lain ialah seorang geologist. seperti halnya seorang detektif, dalam memecahkan masalah dengan cara mengindentifikasi ciri fisik dari objeknya, begitu juga dengan sorang geologist, yaitu dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri fisik batuan yang pada akhirnya akan bertujuan menentukan nama dari batuan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain  : warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan. Kita akan bahas satu persatu : 

1. Warna Batuan 
Warna batuan beku yang ada dibumi ini beragam dan hal itu berkaitan erat dengan komposisi menral penyusunnya. dimana komposisi meneral dari suatu satuan beku dikontrol oleh magma asalnya, sehingga dai warna dapat diketahui jenis magma pembentukannya, kecuali untuk batuan beku yang bertekstur gelasan. berikut beberapa penjabaran warna-warna batuan beku. 
  • Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun oleh mineral-mineral felsik. 
  • Batuan beku yang berwana gelap hitam, umumnya adalah batuan beku intermedier yang tersususun oleh meneral-mineral felsik dan mineral mafik yang persentasenya sama banyak.
  • Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang tersusun oleh mineral-mineral mafik.
  • Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineral, umumnya adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir seluruh mineral-mineral mafik. 
2. Komposisi Mineral
Apa yang bisa diketahui dari komposisi meneral dau sauatu satuan beku?, komposisi mineral dari batuan beku dapat menginterpretasikan tentang magma asal dari batuan tersebut dan juga dapat menginterpretasikan posisi tektonik tempat kejadian magma tersebut. Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
  • Mineral utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan  sangat penting dalam menentukan nama/sifat batuan. Contoh : mineral-mineral Seri Bowen (Olivin, piroksen, horblende, biotit, plagioklas, k-feldspar, muskovit dan kwarsa) dan feldpathoid. 
  • Mineral tambahan (accessorry minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit, dan tidak dapat menetukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, Zirkon, magnetit, hematit, rutil,dll.
  • Mineral Skunder (secndary menerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrothermal atau metamorfosa, contoh : kiorit, epidod, serisit, kaolin, aktinolit, garnet,dll.
3. Tekstur
Tekstur batuan beku merupakan kenampakan fisik dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah keterbentukan dan keterdapatannya. Tekstur batuan beku meliputi Derajat kristalisasi, besar butir (granulitas), kemas (fabric), dan bentuk kristal.

Pengamatan tekstur batuan beku diantaranya : 

3.1 Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah pembentukan mineral pada batuan beku yang dipengaruhi oelh proses pembekuan magma. jika pembekuan magma yang berlangsung sangat lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran kasar hingga sedang, namun bila magma membeku secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran halus, dan jika pembekuan magma tejadi begitu cepat maka akan terbentuk gelas. Adapun pembagian Derajat kristalisasi, yaitu : 
  • Holokristlin : yaitu batuan beku yang seluruhnya disusun oleh kristal. 
  • Hipokrislain : yaitu batuan beku yang sebagian kristal dan sebagian disusun oleh gelas.
  • Holohyalin : Batuan beku yang disusun oleh gelas seluruhnya.
3.2 Besar Butir (Granulitas)
Besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi tiga, antara lain, fanerik, afanitik, gelasan (glassy).
  • Fanerik : ukuran kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa, ukuran butir fanerik dibagi menjadi empat, yaitu:
  1. Halus : Ukuran butir <1mm li="">
  2. Sedang :  Ukuran butir 1mm - 5 mm
  3. Kasar : Besar butir 5 mm - 30mm
  4. Sangat kasar : >30 mm
  • Afanitik : Kristal - kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. jika ukuranya porfiritik maka ukuran feokris dan masa dasar dipisahkan.
  • Gelas (glassy) : Batuan beku yang seluruhnya tersusun oleh gelas. 
3.3 Kemas (Fabric)
Kemas adalah keseragaman ukuran antara butiran pada batuan beku, adapun pembagian kemas pada batuan beku, yaitu:
  • Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
  • Inequegranural : adalah sebaliknya, yaitu ukuran besar antar butir tidak sama. Inequegranular dibagi menjadi dua tektur, diantaranya:
  1. Porfiritik : Kristal-kristal yang ukuran butirnya lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) kristal yang lebih halus.
  2. Vitrofirik : Kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) gelas/amorf. 
3.4  Bentuk Kristal 
Bentuk kristal memberikan dekripsi atau gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan beku.Sedangkan bentuk kristal dan tekstur batuan berdasarkan kesempurnaan bentuk kristalnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini. 

    

Continue Reading »

Selasa, 07 Mei 2013

Definisi Batuan Beku (Igneous Rock)

1  Definisi Batuan Beku
Batuan beku, dari nama nya kita sudah mengetahui bahwa batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan, lebih tepatnya batuan beku terbentuk akibat proses pendinginan magma dan dapat membentuk berbagai jenis batuan yang tergantung pada komposisi mineralnya.
Telah kita ketahui bahwa magma merupakan cairan silikat pijar yang berasal dari selubung bumi bagian atas dan tebentuk secara alamiah. magma sendiri memiliki temperatur yang tinggi berkisar antara 900o-1600oC. Berdasarkan tempat terbentuknya atau yang disebut ganesa, batuan beku dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : 

1). Batuan Beku Intrusi : Batuan beku terbentuk atau membeku didalam bumi (bukan dipermukaan),  dan menghasilkan dua jenis batuan beku, diataranya : 
  • Batuan Hypabisal  : batuan yang membeku didalam bumi pada kedalaman bekisar antara menengah hingga dagkal, pembekuan ini menghasilkan tekstur sedang atau percampuran antara kasar hingga halus.
  • Batuan Plutonik : batuan beku yang membeku pada kedalaman yang cukup/sangat dalam di dalam permukaan bumi. pembekuan ini menghasilkan batuan beku bertekstur kasar hingga sangat kasar.
2). Batuan Beku Ekstrusi :  beda halnnya dengan batuan beku intrusi yang pembekuannya di dalam bumi, batuan beku ekstrusi merupakan batuan baku yang pembekuannya berada pada permukaan/dekat permukaan bumi. pembekuan ini dicirkaan dengan tekstur halus hingga sangat halus. 
Sumber gambar : www.buzzle.com

Pembekuan batuan beku di kerak bumi umumnya dijumpai dalam bentuk tubuh batuan, untuk lebih lengkapnya silahkan lihat  gambar  dan tabel di bawah ini : 
Bentuk-bentuk tubuh batuan beku pada kerak bumi
Tabel bentuk-bentuk umumtubuh batuan beku pada kerak bumi :                                

2 Pengenalan Batuan Beku 
Seorang geologist adalah hal yang dasar dan wajib untuk dapat mengenali atau mengidentifikasi atau mendeskripsi batuan, seperti yang dikatakan oleh dosen saya bahwa batuan dibumi ini tidak pernah menyebutkan jenis dan namanya, sebab itulah diperlukan seorang detektif batuan yang tidak lain ialah seorang geologist. seperti halnya seorang detektif, dalam memecahkan masalah dengan cara mengindentifikasi ciri fisik dari objeknya, begitu juga dengan sorang geologist, yaitu dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri fisik batuan yang pada akhirnya akan bertujuan menentukan nama dari batuan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain  : warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan. 

2.1 Warna Batuan 
Warna batuan beku yang ada dibumi ini beragam dan hal itu berkaitan erat dengan komposisi menral penyusunnya. dimana komposisi meneral dari suatu satuan beku dikontrol oleh magma asalnya, sehingga dai warna dapat diketahui jenis magma pembentukannya, kecuali untuk batuan beku yang bertekstur gelasan. berikut beberapa penjabaran warna-warna batuan beku. 
  • Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun oleh mineral-mineral felsik. 
  • Batuan beku yang berwana gelap hitam, umumnya adalah batuan beku intermedier yang tersususun oelh meneral-mineral felsik dan mineral mafik yang persentasenya sama banyak.
  • Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang tersusun oleh mineral-mineral mafik.
  • Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineral, umumnya adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir selurauh mineral-mineral mafik. 
2.2 Komposisi Mineral
Apa yang bisa diketahui dari komposisi meneral dau sauatu satuan beku?, komposisi minerala dan mengonterpretasikan tentang magma asal dari batuan tersebut dan posisi tektonik tempat kejadian magma tersebut. Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
  • Mineral utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan menetukan nama/sifat batuan. Contoh : Mineral-mineral Seri Bowen (Olivin, piroksen, horblende, biotit, plagioklas, k-feldspar, muskovit dan kwarsa) dan feldpathoid. 
  • Mineral tambahan (accessorry minerals) : mineral yang terbentuk dai kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (<5%), dan tidak menetukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, Zirkon, magnetit, hematit, rutil,dll.
  • Mineral Skunder (secndary menerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrothermal atau metamorfosa, contoh : kiorit, epidod, serisit, kaolin, aktinolit, garnet,dll.
2.3 Tekstur
Tekstur batuan beku merupakan kenampakan fisik dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah keterbentukan dan keterdapatannya. Tekstur batuan beku meliputi Derajat kristalisasi, besar butir (granulitas), kemas (fabric), dan bentuk kristal.

Pengamatan tekstur batuan beku diantaranya : 

2.3.1 Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah pembentukan mineral pada batuan beku yang dipengaruhi oelh proses pembekuan magma. jika pembekuan magma yang berlangsung sangat lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran kasar hingga sedang, namun bila magma memebeku secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran halus, dan jika pembekuan magma tejadi begitu cepat maka akan terbentuk gelas. Adapun pembagian Derajat kristalisasi, yaitu : 
  • Holokristlin : yaitu batuan beku yang seluruhnya disusun oleh kristal. 
  • Hipokrislain : yaitu batuan beku yang sebagian kristal dan sebagian disusun oleh gelas.
  • Holohyalin : Batuan beku yang disusun oleh gelas seluruhnya.
2.3.2 Besar Butir (Granulitas)
Besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi tiga, antara lain, fanerik, afanitik, gelasan (glassy).
  • Fanerik : ukuran kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa, ukuran butir fanerik dibagi menjadi empat, yaitu:
    1. Halus : Ukuran butir <1mm
    2. Sedang :  Ukuran butir 1mm - 5 mm
    3. Kasar : Besar butir 5 mm - 30mm
    4. Sangat kasar : >30 mm

  • Afanitik : Kristal - kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. jika ukuranya porfiritik maka ukuran feokris dan masa dasar dipisahkan.
  • Gelasa (glassy) : Batuan beku yang seluruhnya tersusun oleh gelas. 
2.3.3 Kemas (Fabric)
Kemas adalah keseragaman ukuran antara butiran pada batuan beku, adapun pembagian kemas pada batuan beku, yaitu:
  • Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
  • Inequegranural : adalah sebaliknya, yaitu ukuran besar antar butir tidak sama. Inequegranular dibagi menjadi dua tektur, diantaranya:

    1. Porfiritik : Kristal-kristal yang ukuran butirnya lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) kristal yang lebih halus.
    2. Vitrofirik : Kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) gelas/amorf. 
2.3.4  Bentuk Kristal 
Bentuk kristal memberikan dekripasi atau gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan beku.Sedangkan bentuk kristal dan tekstur batuan berdasarkan kesempurnaan bentuk kristalnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini. 

    




Continue Reading »