Pengikut

Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 Mei 2013

Konversi data geometri struktur (planar/linear alias bidang/garis)

Tadi ada teman yang tanya bagaimana cara konversi data geometri struktur (planar/linear alias bidang/garis), baik dari bentuk Strike dan Dip menjadi Trend dan Plunge, atau menjadi Dip dan Direction, dan sebaliknya. Sebernarnya data trend dan plune iitu sudah valid untuk struktur garis dan gak bisa diubah - ubah kebentuk manapun, kecuali Dip direction dikonversi ke data strike (Dipdirection - 90' = strike). Tapi karena konversi data trend dan plunge dan lainnya tersebut dibutuhkan "untuk memudahkan dalam perhitungan geometri struktur dengan menggunakan software (DIPS 5.0)" maka konversinya seperti ini :

Konversi Trend dan plunge menjadi strike dip :
Trend + 90' = strike
90' - plunge = dip

Konversi strike dan dip menjadi trend dan plunge :
Strike - 90' = trend
90' - dip = plunge

Konversi Strike dan Dip menjadi Dip dan Direction :
Strike + 90' = Direction
Dip = Dip (sama/tidak berubah)

Konversi Dip dan Direction menjadi Strike dan Dip :
Strike - 90' = Direction
Dip = Dip (sama/tidak berubah)

Konversi Trend dan Plunge menjadi Dip dan Direction :
Trend + 180' = Direction
90' - Plunge = Dip

Konversi Dip dan Direction menjadi Trend dan Plunge :
Direction - 180 = Trend
90' - Dip = plunge

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh,
Hikhmadhan. G

Continue Reading »

Sabtu, 11 Mei 2013

Hubungan antara Tektonik Lempeng dan Penyebaran Batuan Beku


Kerak bumi atau lithospher sebagian besar disusun oleh batuan beku dan selebihnya disusun oleh  batuan sedimen dan metamorf (untuk mengetahui pengertian batuan beku lihat disini). Walaupun batuan beku dominan sebagai penyusun kerak bumi, namun  pembentukan batuan beku tidak terjadi disemua tempat dibumi ini karena batuan tersebut hanya terbentuk pada kondisi tektonik lempeng tertentu. Fraksinasi batuan beku (fractionation) umunya terjadi di dua tempat utama, yaitu: di batas lempeng divergen dan di batas lempeng konvergen.
Batas-batas antara lempeng

Batas lempeng devergen umumnya berada pada bawah permukaan air laut dan kita tidak dapat melihat proses tersebut. Magma yang berasal dari dalam bumi dan keluar ke lantai samudera pada akhirnya akan membentuk kerak samudera baru. Dalam proses pembentukan batuan di interior bumi  akan menghasilkan fraksi batuan beku mafik, seperti basalt dan di tempat lebih dalam akan membentuk sataun batuan gabro. Silahkan lihat gambar dibawah ini.


  Distribusi batuan beku di kerak bumi.                      
Bagian batas lempeng konvergen pada kerak samudera (dihasilkan oleh pergerakan lempeng devergen) masuk kedalam bumi kembali, memanas dan meleleh kembali. Pada generasi pertama ini yang terbentuk adalah batuan beku intermedier, seperti doirit, dan mungkin terbentuk batuan felsik seperti granit.  silahkan lihat kembali gambar diatas. 

Dalam skala waktu geologi, fraksi batuan beku menjadi penyebab terbentuknya formasi busur volkanik dan tepi benua  didunia dan implikasinya hingga sekarang. Bumi pada awalnya tanpa benua dan pada akhirnya daratan benua terbentuk dalam skala waktu geologi. maka akan sangat penting untuk mengerti fraksi batuan beku agar dapat mengetahui hal apapun tentang bumi. 

Kesimpulan dari semua ini adalah bahwa batuan beku yang berbeda-beda ditemukan pula di tempat yang berbeda di bumi. Dan semua perbedaan penyebaran ini berhubungan dengan proses tektonik lempeng dan juga sejarah pembentukan bumi. Kesimpulan paling sederhana adalah kerak benua dibentuk oleh batuan beku felsik (seperti granit), sedangkan kerak samudera disusun oleh satuan batubeku mafik (seperti basalt dan gabro), dan busur vulkanik disusun oleh satuan batubeku intermedier (seperti diorit dan andesit). Untuk lebih jalasnya silahkan lihat gambar dibawah ini. 
Distribusi batuan pada busur vulkanik.

Baca artikel terkait lainnya:
1. Definisi Batuan Beku
2. Pengenalan Batuan Beku.

3. Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series)

Referensi :
Continue Reading »

Pengenalan Batuan Beku


Seorang geologist adalah hal yang dasar dan wajib untuk dapat mengenali atau mendeskripsi batuan, seperti yang dikatakan oleh seoarang guru (dosen) bahwa batuan dibumi ini tidak pernah menyebutkan jenis dan namanya, sebab itulah diperlukan seorang detektif batuan yang tidak lain ialah seorang geologist. seperti halnya seorang detektif, dalam memecahkan masalah dengan cara mengindentifikasi ciri fisik dari objeknya, begitu juga dengan sorang geologist, yaitu dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri fisik batuan yang pada akhirnya akan bertujuan menentukan nama dari batuan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain  : warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan. Kita akan bahas satu persatu : 

1. Warna Batuan 
Warna batuan beku yang ada dibumi ini beragam dan hal itu berkaitan erat dengan komposisi menral penyusunnya. dimana komposisi meneral dari suatu satuan beku dikontrol oleh magma asalnya, sehingga dai warna dapat diketahui jenis magma pembentukannya, kecuali untuk batuan beku yang bertekstur gelasan. berikut beberapa penjabaran warna-warna batuan beku. 
  • Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun oleh mineral-mineral felsik. 
  • Batuan beku yang berwana gelap hitam, umumnya adalah batuan beku intermedier yang tersususun oleh meneral-mineral felsik dan mineral mafik yang persentasenya sama banyak.
  • Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang tersusun oleh mineral-mineral mafik.
  • Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineral, umumnya adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir seluruh mineral-mineral mafik. 
2. Komposisi Mineral
Apa yang bisa diketahui dari komposisi meneral dau sauatu satuan beku?, komposisi mineral dari batuan beku dapat menginterpretasikan tentang magma asal dari batuan tersebut dan juga dapat menginterpretasikan posisi tektonik tempat kejadian magma tersebut. Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
  • Mineral utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan  sangat penting dalam menentukan nama/sifat batuan. Contoh : mineral-mineral Seri Bowen (Olivin, piroksen, horblende, biotit, plagioklas, k-feldspar, muskovit dan kwarsa) dan feldpathoid. 
  • Mineral tambahan (accessorry minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit, dan tidak dapat menetukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, Zirkon, magnetit, hematit, rutil,dll.
  • Mineral Skunder (secndary menerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrothermal atau metamorfosa, contoh : kiorit, epidod, serisit, kaolin, aktinolit, garnet,dll.
3. Tekstur
Tekstur batuan beku merupakan kenampakan fisik dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah keterbentukan dan keterdapatannya. Tekstur batuan beku meliputi Derajat kristalisasi, besar butir (granulitas), kemas (fabric), dan bentuk kristal.

Pengamatan tekstur batuan beku diantaranya : 

3.1 Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah pembentukan mineral pada batuan beku yang dipengaruhi oelh proses pembekuan magma. jika pembekuan magma yang berlangsung sangat lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran kasar hingga sedang, namun bila magma membeku secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran halus, dan jika pembekuan magma tejadi begitu cepat maka akan terbentuk gelas. Adapun pembagian Derajat kristalisasi, yaitu : 
  • Holokristlin : yaitu batuan beku yang seluruhnya disusun oleh kristal. 
  • Hipokrislain : yaitu batuan beku yang sebagian kristal dan sebagian disusun oleh gelas.
  • Holohyalin : Batuan beku yang disusun oleh gelas seluruhnya.
3.2 Besar Butir (Granulitas)
Besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi tiga, antara lain, fanerik, afanitik, gelasan (glassy).
  • Fanerik : ukuran kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa, ukuran butir fanerik dibagi menjadi empat, yaitu:
  1. Halus : Ukuran butir <1mm li="">
  2. Sedang :  Ukuran butir 1mm - 5 mm
  3. Kasar : Besar butir 5 mm - 30mm
  4. Sangat kasar : >30 mm
  • Afanitik : Kristal - kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. jika ukuranya porfiritik maka ukuran feokris dan masa dasar dipisahkan.
  • Gelas (glassy) : Batuan beku yang seluruhnya tersusun oleh gelas. 
3.3 Kemas (Fabric)
Kemas adalah keseragaman ukuran antara butiran pada batuan beku, adapun pembagian kemas pada batuan beku, yaitu:
  • Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
  • Inequegranural : adalah sebaliknya, yaitu ukuran besar antar butir tidak sama. Inequegranular dibagi menjadi dua tektur, diantaranya:
  1. Porfiritik : Kristal-kristal yang ukuran butirnya lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) kristal yang lebih halus.
  2. Vitrofirik : Kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) gelas/amorf. 
3.4  Bentuk Kristal 
Bentuk kristal memberikan dekripsi atau gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan beku.Sedangkan bentuk kristal dan tekstur batuan berdasarkan kesempurnaan bentuk kristalnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini. 

    

Continue Reading »

Selasa, 07 Mei 2013

Definisi Batuan Beku (Igneous Rock)

1  Definisi Batuan Beku
Batuan beku, dari nama nya kita sudah mengetahui bahwa batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan, lebih tepatnya batuan beku terbentuk akibat proses pendinginan magma dan dapat membentuk berbagai jenis batuan yang tergantung pada komposisi mineralnya.
Telah kita ketahui bahwa magma merupakan cairan silikat pijar yang berasal dari selubung bumi bagian atas dan tebentuk secara alamiah. magma sendiri memiliki temperatur yang tinggi berkisar antara 900o-1600oC. Berdasarkan tempat terbentuknya atau yang disebut ganesa, batuan beku dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : 

1). Batuan Beku Intrusi : Batuan beku terbentuk atau membeku didalam bumi (bukan dipermukaan),  dan menghasilkan dua jenis batuan beku, diataranya : 
  • Batuan Hypabisal  : batuan yang membeku didalam bumi pada kedalaman bekisar antara menengah hingga dagkal, pembekuan ini menghasilkan tekstur sedang atau percampuran antara kasar hingga halus.
  • Batuan Plutonik : batuan beku yang membeku pada kedalaman yang cukup/sangat dalam di dalam permukaan bumi. pembekuan ini menghasilkan batuan beku bertekstur kasar hingga sangat kasar.
2). Batuan Beku Ekstrusi :  beda halnnya dengan batuan beku intrusi yang pembekuannya di dalam bumi, batuan beku ekstrusi merupakan batuan baku yang pembekuannya berada pada permukaan/dekat permukaan bumi. pembekuan ini dicirkaan dengan tekstur halus hingga sangat halus. 
Sumber gambar : www.buzzle.com

Pembekuan batuan beku di kerak bumi umumnya dijumpai dalam bentuk tubuh batuan, untuk lebih lengkapnya silahkan lihat  gambar  dan tabel di bawah ini : 
Bentuk-bentuk tubuh batuan beku pada kerak bumi
Tabel bentuk-bentuk umumtubuh batuan beku pada kerak bumi :                                

2 Pengenalan Batuan Beku 
Seorang geologist adalah hal yang dasar dan wajib untuk dapat mengenali atau mengidentifikasi atau mendeskripsi batuan, seperti yang dikatakan oleh dosen saya bahwa batuan dibumi ini tidak pernah menyebutkan jenis dan namanya, sebab itulah diperlukan seorang detektif batuan yang tidak lain ialah seorang geologist. seperti halnya seorang detektif, dalam memecahkan masalah dengan cara mengindentifikasi ciri fisik dari objeknya, begitu juga dengan sorang geologist, yaitu dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri fisik batuan yang pada akhirnya akan bertujuan menentukan nama dari batuan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain  : warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan. 

2.1 Warna Batuan 
Warna batuan beku yang ada dibumi ini beragam dan hal itu berkaitan erat dengan komposisi menral penyusunnya. dimana komposisi meneral dari suatu satuan beku dikontrol oleh magma asalnya, sehingga dai warna dapat diketahui jenis magma pembentukannya, kecuali untuk batuan beku yang bertekstur gelasan. berikut beberapa penjabaran warna-warna batuan beku. 
  • Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun oleh mineral-mineral felsik. 
  • Batuan beku yang berwana gelap hitam, umumnya adalah batuan beku intermedier yang tersususun oelh meneral-mineral felsik dan mineral mafik yang persentasenya sama banyak.
  • Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang tersusun oleh mineral-mineral mafik.
  • Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineral, umumnya adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir selurauh mineral-mineral mafik. 
2.2 Komposisi Mineral
Apa yang bisa diketahui dari komposisi meneral dau sauatu satuan beku?, komposisi minerala dan mengonterpretasikan tentang magma asal dari batuan tersebut dan posisi tektonik tempat kejadian magma tersebut. Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
  • Mineral utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan menetukan nama/sifat batuan. Contoh : Mineral-mineral Seri Bowen (Olivin, piroksen, horblende, biotit, plagioklas, k-feldspar, muskovit dan kwarsa) dan feldpathoid. 
  • Mineral tambahan (accessorry minerals) : mineral yang terbentuk dai kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (<5%), dan tidak menetukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, Zirkon, magnetit, hematit, rutil,dll.
  • Mineral Skunder (secndary menerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrothermal atau metamorfosa, contoh : kiorit, epidod, serisit, kaolin, aktinolit, garnet,dll.
2.3 Tekstur
Tekstur batuan beku merupakan kenampakan fisik dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah keterbentukan dan keterdapatannya. Tekstur batuan beku meliputi Derajat kristalisasi, besar butir (granulitas), kemas (fabric), dan bentuk kristal.

Pengamatan tekstur batuan beku diantaranya : 

2.3.1 Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah pembentukan mineral pada batuan beku yang dipengaruhi oelh proses pembekuan magma. jika pembekuan magma yang berlangsung sangat lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran kasar hingga sedang, namun bila magma memebeku secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran halus, dan jika pembekuan magma tejadi begitu cepat maka akan terbentuk gelas. Adapun pembagian Derajat kristalisasi, yaitu : 
  • Holokristlin : yaitu batuan beku yang seluruhnya disusun oleh kristal. 
  • Hipokrislain : yaitu batuan beku yang sebagian kristal dan sebagian disusun oleh gelas.
  • Holohyalin : Batuan beku yang disusun oleh gelas seluruhnya.
2.3.2 Besar Butir (Granulitas)
Besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi tiga, antara lain, fanerik, afanitik, gelasan (glassy).
  • Fanerik : ukuran kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa, ukuran butir fanerik dibagi menjadi empat, yaitu:
    1. Halus : Ukuran butir <1mm
    2. Sedang :  Ukuran butir 1mm - 5 mm
    3. Kasar : Besar butir 5 mm - 30mm
    4. Sangat kasar : >30 mm

  • Afanitik : Kristal - kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. jika ukuranya porfiritik maka ukuran feokris dan masa dasar dipisahkan.
  • Gelasa (glassy) : Batuan beku yang seluruhnya tersusun oleh gelas. 
2.3.3 Kemas (Fabric)
Kemas adalah keseragaman ukuran antara butiran pada batuan beku, adapun pembagian kemas pada batuan beku, yaitu:
  • Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
  • Inequegranural : adalah sebaliknya, yaitu ukuran besar antar butir tidak sama. Inequegranular dibagi menjadi dua tektur, diantaranya:

    1. Porfiritik : Kristal-kristal yang ukuran butirnya lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) kristal yang lebih halus.
    2. Vitrofirik : Kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) gelas/amorf. 
2.3.4  Bentuk Kristal 
Bentuk kristal memberikan dekripasi atau gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan beku.Sedangkan bentuk kristal dan tekstur batuan berdasarkan kesempurnaan bentuk kristalnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini. 

    




Continue Reading »