1 Definisi Batuan Beku
Batuan beku, dari nama nya kita sudah mengetahui bahwa batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan, lebih tepatnya batuan beku terbentuk akibat proses pendinginan magma dan dapat membentuk berbagai jenis batuan yang tergantung pada komposisi mineralnya.
Telah kita ketahui bahwa magma merupakan cairan silikat pijar yang berasal dari selubung bumi bagian atas dan tebentuk secara alamiah. magma sendiri memiliki temperatur yang tinggi berkisar antara 900o-1600oC. Berdasarkan tempat terbentuknya atau yang disebut ganesa, batuan beku dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1). Batuan Beku Intrusi : Batuan beku terbentuk atau membeku didalam bumi (bukan dipermukaan), dan menghasilkan dua jenis batuan beku, diataranya :
- Batuan Hypabisal : batuan yang membeku didalam bumi pada kedalaman bekisar antara menengah hingga dagkal, pembekuan ini menghasilkan tekstur sedang atau percampuran antara kasar hingga halus.
- Batuan Plutonik : batuan beku yang membeku pada kedalaman yang cukup/sangat dalam di dalam permukaan bumi. pembekuan ini menghasilkan batuan beku bertekstur kasar hingga sangat kasar.
2). Batuan Beku Ekstrusi : beda halnnya dengan batuan beku intrusi yang pembekuannya di dalam bumi, batuan beku ekstrusi merupakan batuan baku yang pembekuannya berada pada permukaan/dekat permukaan bumi. pembekuan ini dicirkaan dengan tekstur halus hingga sangat halus.
Sumber gambar : www.buzzle.com |
Pembekuan batuan beku di kerak bumi umumnya dijumpai dalam bentuk tubuh batuan, untuk lebih lengkapnya silahkan lihat gambar dan tabel di bawah ini :
Bentuk-bentuk tubuh batuan beku pada kerak bumi |
Tabel bentuk-bentuk umumtubuh batuan beku pada kerak bumi :
2 Pengenalan Batuan Beku
Seorang geologist adalah hal yang dasar dan wajib untuk dapat mengenali atau mengidentifikasi atau mendeskripsi batuan, seperti yang dikatakan oleh dosen saya bahwa batuan dibumi ini tidak pernah menyebutkan jenis dan namanya, sebab itulah diperlukan seorang detektif batuan yang tidak lain ialah seorang geologist. seperti halnya seorang detektif, dalam memecahkan masalah dengan cara mengindentifikasi ciri fisik dari objeknya, begitu juga dengan sorang geologist, yaitu dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri fisik batuan yang pada akhirnya akan bertujuan menentukan nama dari batuan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan.
2.1 Warna Batuan
Warna batuan beku yang ada dibumi ini beragam dan hal itu berkaitan erat dengan komposisi menral penyusunnya. dimana komposisi meneral dari suatu satuan beku dikontrol oleh magma asalnya, sehingga dai warna dapat diketahui jenis magma pembentukannya, kecuali untuk batuan beku yang bertekstur gelasan. berikut beberapa penjabaran warna-warna batuan beku.
Apa yang bisa diketahui dari komposisi meneral dau sauatu satuan beku?, komposisi minerala dan mengonterpretasikan tentang magma asal dari batuan tersebut dan posisi tektonik tempat kejadian magma tersebut. Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
Tekstur batuan beku merupakan kenampakan fisik dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah keterbentukan dan keterdapatannya. Tekstur batuan beku meliputi Derajat kristalisasi, besar butir (granulitas), kemas (fabric), dan bentuk kristal.
Pengamatan tekstur batuan beku diantaranya :
2.3.1 Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah pembentukan mineral pada batuan beku yang dipengaruhi oelh proses pembekuan magma. jika pembekuan magma yang berlangsung sangat lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran kasar hingga sedang, namun bila magma memebeku secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran halus, dan jika pembekuan magma tejadi begitu cepat maka akan terbentuk gelas. Adapun pembagian Derajat kristalisasi, yaitu :
Besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi tiga, antara lain, fanerik, afanitik, gelasan (glassy).
- Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun oleh mineral-mineral felsik.
- Batuan beku yang berwana gelap hitam, umumnya adalah batuan beku intermedier yang tersususun oelh meneral-mineral felsik dan mineral mafik yang persentasenya sama banyak.
- Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang tersusun oleh mineral-mineral mafik.
- Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineral, umumnya adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir selurauh mineral-mineral mafik.
Apa yang bisa diketahui dari komposisi meneral dau sauatu satuan beku?, komposisi minerala dan mengonterpretasikan tentang magma asal dari batuan tersebut dan posisi tektonik tempat kejadian magma tersebut. Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
- Mineral utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan menetukan nama/sifat batuan. Contoh : Mineral-mineral Seri Bowen (Olivin, piroksen, horblende, biotit, plagioklas, k-feldspar, muskovit dan kwarsa) dan feldpathoid.
- Mineral tambahan (accessorry minerals) : mineral yang terbentuk dai kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (<5%), dan tidak menetukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, Zirkon, magnetit, hematit, rutil,dll.
- Mineral Skunder (secndary menerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrothermal atau metamorfosa, contoh : kiorit, epidod, serisit, kaolin, aktinolit, garnet,dll.
Tekstur batuan beku merupakan kenampakan fisik dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah keterbentukan dan keterdapatannya. Tekstur batuan beku meliputi Derajat kristalisasi, besar butir (granulitas), kemas (fabric), dan bentuk kristal.
Pengamatan tekstur batuan beku diantaranya :
2.3.1 Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah pembentukan mineral pada batuan beku yang dipengaruhi oelh proses pembekuan magma. jika pembekuan magma yang berlangsung sangat lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran kasar hingga sedang, namun bila magma memebeku secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran halus, dan jika pembekuan magma tejadi begitu cepat maka akan terbentuk gelas. Adapun pembagian Derajat kristalisasi, yaitu :
- Holokristlin : yaitu batuan beku yang seluruhnya disusun oleh kristal.
- Hipokrislain : yaitu batuan beku yang sebagian kristal dan sebagian disusun oleh gelas.
- Holohyalin : Batuan beku yang disusun oleh gelas seluruhnya.
Besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi tiga, antara lain, fanerik, afanitik, gelasan (glassy).
- Fanerik : ukuran kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa, ukuran butir fanerik dibagi menjadi empat, yaitu:
- Halus : Ukuran butir <1mm
- Sedang : Ukuran butir 1mm - 5 mm
- Kasar : Besar butir 5 mm - 30mm
- Sangat kasar : >30 mm
- Afanitik : Kristal - kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. jika ukuranya porfiritik maka ukuran feokris dan masa dasar dipisahkan.
- Gelasa (glassy) : Batuan beku yang seluruhnya tersusun oleh gelas.
Kemas adalah keseragaman ukuran antara butiran pada batuan beku, adapun pembagian kemas pada batuan beku, yaitu:
- Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
- Inequegranural : adalah sebaliknya, yaitu ukuran besar antar butir tidak sama. Inequegranular dibagi menjadi dua tektur, diantaranya:
- Porfiritik : Kristal-kristal yang ukuran butirnya lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) kristal yang lebih halus.
- Vitrofirik : Kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) gelas/amorf.
Bentuk kristal memberikan dekripasi atau gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan beku.Sedangkan bentuk kristal dan tekstur batuan berdasarkan kesempurnaan bentuk kristalnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.
0 komentar
Posting Komentar