Pengikut

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 11 Mei 2013

Pengenalan Batuan Beku


Seorang geologist adalah hal yang dasar dan wajib untuk dapat mengenali atau mendeskripsi batuan, seperti yang dikatakan oleh seoarang guru (dosen) bahwa batuan dibumi ini tidak pernah menyebutkan jenis dan namanya, sebab itulah diperlukan seorang detektif batuan yang tidak lain ialah seorang geologist. seperti halnya seorang detektif, dalam memecahkan masalah dengan cara mengindentifikasi ciri fisik dari objeknya, begitu juga dengan sorang geologist, yaitu dengan cara mengidentifikasi ciri-ciri fisik batuan yang pada akhirnya akan bertujuan menentukan nama dari batuan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain  : warna batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan. Kita akan bahas satu persatu : 

1. Warna Batuan 
Warna batuan beku yang ada dibumi ini beragam dan hal itu berkaitan erat dengan komposisi menral penyusunnya. dimana komposisi meneral dari suatu satuan beku dikontrol oleh magma asalnya, sehingga dai warna dapat diketahui jenis magma pembentukannya, kecuali untuk batuan beku yang bertekstur gelasan. berikut beberapa penjabaran warna-warna batuan beku. 
  • Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun oleh mineral-mineral felsik. 
  • Batuan beku yang berwana gelap hitam, umumnya adalah batuan beku intermedier yang tersususun oleh meneral-mineral felsik dan mineral mafik yang persentasenya sama banyak.
  • Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku basa yang tersusun oleh mineral-mineral mafik.
  • Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineral, umumnya adalah batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir seluruh mineral-mineral mafik. 
2. Komposisi Mineral
Apa yang bisa diketahui dari komposisi meneral dau sauatu satuan beku?, komposisi mineral dari batuan beku dapat menginterpretasikan tentang magma asal dari batuan tersebut dan juga dapat menginterpretasikan posisi tektonik tempat kejadian magma tersebut. Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:
  • Mineral utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan  sangat penting dalam menentukan nama/sifat batuan. Contoh : mineral-mineral Seri Bowen (Olivin, piroksen, horblende, biotit, plagioklas, k-feldspar, muskovit dan kwarsa) dan feldpathoid. 
  • Mineral tambahan (accessorry minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit, dan tidak dapat menetukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, Zirkon, magnetit, hematit, rutil,dll.
  • Mineral Skunder (secndary menerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrothermal atau metamorfosa, contoh : kiorit, epidod, serisit, kaolin, aktinolit, garnet,dll.
3. Tekstur
Tekstur batuan beku merupakan kenampakan fisik dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah keterbentukan dan keterdapatannya. Tekstur batuan beku meliputi Derajat kristalisasi, besar butir (granulitas), kemas (fabric), dan bentuk kristal.

Pengamatan tekstur batuan beku diantaranya : 

3.1 Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah pembentukan mineral pada batuan beku yang dipengaruhi oelh proses pembekuan magma. jika pembekuan magma yang berlangsung sangat lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran kasar hingga sedang, namun bila magma membeku secara cepat maka akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran halus, dan jika pembekuan magma tejadi begitu cepat maka akan terbentuk gelas. Adapun pembagian Derajat kristalisasi, yaitu : 
  • Holokristlin : yaitu batuan beku yang seluruhnya disusun oleh kristal. 
  • Hipokrislain : yaitu batuan beku yang sebagian kristal dan sebagian disusun oleh gelas.
  • Holohyalin : Batuan beku yang disusun oleh gelas seluruhnya.
3.2 Besar Butir (Granulitas)
Besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi tiga, antara lain, fanerik, afanitik, gelasan (glassy).
  • Fanerik : ukuran kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa, ukuran butir fanerik dibagi menjadi empat, yaitu:
  1. Halus : Ukuran butir <1mm li="">
  2. Sedang :  Ukuran butir 1mm - 5 mm
  3. Kasar : Besar butir 5 mm - 30mm
  4. Sangat kasar : >30 mm
  • Afanitik : Kristal - kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. jika ukuranya porfiritik maka ukuran feokris dan masa dasar dipisahkan.
  • Gelas (glassy) : Batuan beku yang seluruhnya tersusun oleh gelas. 
3.3 Kemas (Fabric)
Kemas adalah keseragaman ukuran antara butiran pada batuan beku, adapun pembagian kemas pada batuan beku, yaitu:
  • Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
  • Inequegranural : adalah sebaliknya, yaitu ukuran besar antar butir tidak sama. Inequegranular dibagi menjadi dua tektur, diantaranya:
  1. Porfiritik : Kristal-kristal yang ukuran butirnya lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) kristal yang lebih halus.
  2. Vitrofirik : Kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar (matriks) gelas/amorf. 
3.4  Bentuk Kristal 
Bentuk kristal memberikan dekripsi atau gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan beku.Sedangkan bentuk kristal dan tekstur batuan berdasarkan kesempurnaan bentuk kristalnya dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini. 

    

0 komentar

Posting Komentar